Pesantren Kilat 100 Juta. GRATIS!

Popular Posts

Blogger news

Blogroll

About

Thursday 28 April 2016
Kanan atau Kiri?

Berikut ini ada tes sederhana untuk menentukan apa kecenderungan otak kamu, apakah kanan atau kiri. Apapun kabar yang Kamu dapatkan setelah menguji otak kamu sendiri, saya harapkan kamu tetap tersenyum. Kamu akan tetap sama-sama untung, akan sama-sama bahagia.

Pilihlah salah satu opsi (lingkari: a atau b) dari 10 pernyataan ini mana yang lebih mencerminkan diri kamu.

1. Meja kerja saya cenderung…
a. rapi
b. berantakan

2. Saya lebih suka menuntaskan pekerjaan…
a. sekaligus
b. satu per satu

3. Ketika mengingat teman-teman sekolah, saya familier dengan...
a. nama
b. wajah

4. Gagasan terbaik saya sering muncul saat saya…
a. bersantai-santai
b. berada di ruang kerja

5. Saat berbicara, tangan saya…
a. jarang bergerak-gerak
b. sering bergerak-gerak

6. Saya … bergurau.
a. sering
b. jarang

7. Terhadap sesuatu saya cenderung…
a. betah
b. cepat bosan

8. Ketika berbicara, saya….
a. berbasa-basi dahulu
b. langsung ke pokok permasalahan

9. Terhadap risiko, saya cenderung…
a. menghindarinya
b. mengambilnya

10. Pada waktu senggang, saya lebih suka…
a. bertemu teman
b. membaca buku

Catatan: Disadur dari Buku "13 Wasiat Terlarang! Dahsyat dengan Otak Kanan", karya Ippho Santosa, penerbit Elex Media Komputindo, cet. ke-11, Agustus 2010
Monday 25 April 2016
Senin, 18 April 2016. Kelas perdana Gelas Kosong (GeKo) SIGi Makassar via WhatsApp. Nah, untuk edisi perdana ini, pemateri yang berhasil saya jebak adalah kak Fatmawati Samad (Fathe'), beliau adalah salah seorang sesepuh di SIGi Makassar. Meskipun sempat menolak dengan beragam alasan, akhirnya mau tak mau harus menyerah dengan bujukan saya untuk sharing di edisi perdana GeKo SIGI Makassar. 

Sedianya jadwal untuk sharing adalah Minggu malam, tapi karena sesuatu dan lain hal akhirnya ditunda ke Senin malam. Entah apa sesuatu dan lain hal itu. Tapi, sharing materinya bisa dibaca di bawah ini, tentu dengan perubahan seperlunya. Silakan dibaca.

****

Bismillah...
Kemarin sore, sepulang dari acara nikahan teman, kebetulan lagi hujan, saya singgah asar-an di masjid sekalian ambil motor yang saya tinggalkan disana. 
Setelah selesai asar-an, rencananya sih mau nunggu hujan reda tapi sudah terlalu sore. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang meskipun hujan masih mengguyur. Jalan lah saya ke area parkiran masjid (eh, parkiran masjid atau parkiran motor ya?) tempat motor saya diparkir oleh teman dan ternyata saya mendapatinya dihimpit motor di pembatas parkir (pukpuk motornya... :D), susah dikeluarkan. Lama berkutat dengan motor tak kunjung bisa keluar, tarik maju mundur, pakaian sudah basah tapi tidak berhasil juga mengeluarkan motornya.

Tiba-tiba...
Datanglah seorang anak muda yang membantu saya dari belakang. Tampilannya mirip tukang parkir yang biasanya memang sering nangkring di area parkir masjid. Alhamdulillah motornya berhasil keluar dari himpitan motor. Karena mengira dia tukang parkir, saya rogoh uang dua ribuan di dalam tas, bermaksud memberikannya ke orang tersebut.

Daaaaann... 
Dia menolak karena ternyata dia bukan tukang parkir. Ada rasa malu yang saya rasakan, saya ucapkan terima kasih sambil minta maaf. Orang itu berlalu dan melambaikan tangannya. Jadi, lucu sendiri, tertawakan diri sendiri. Hahaha...

Dari cerita saya di atas, saya mulai mengingat-ingat lagi kata orang-orang "JANGAN MENILAI manusia dari tampilan luarnya". Sama seperti kita yang ada disini, yang notabene berasal dari daerah, suku, keluarga, pekerjaan, tempat mengenyam pendidikan, dan lain sebagainya, pastilah memiliki karakter yang berbeda-beda. Mungkin pada saat bertemu pertama kali, entah itu di rapat, RK, atau di Project, biasanya kita sebagai orang baru gabung kadang merasa canggung karena belum mengenal satu sama lain.

Mungkin kesan awal bertemu "kok si A jutek, kok si B cuek, kok si C bla...bla..bla..., si D begini begitu", tapi pada akhirnya beda dari yang kita sangkakan pas di awal bertemu. Intinya tetap berprasangka baik dan mengerti. Walaupun pada akhirnya ya, ada yang jauh dari ekspektasi kita. ^_^

*****

Demikianlah sharing dari kak Fatmawati Samad. Jadi lain kali kak, kalau bertemu orang baru jangan langsung berprasangka bengini begitu. Cobalah kenal lebih dalam dan lebih dekat, Siapa tahu jodoh. #Ehh... 

Oke, sampai ketemu di GeKo edisi selanjutnya ya...

Keep Sharing, Keep Inspiring. Semoga segera jadi pengantinG kak. Aamiin... ^_^ 


       
Thursday 21 April 2016
Awal gabung di SIGi Makassar…

Sejujurnya saya bingung harus menceritakannya mulai dari mana, disebut founder saya malah lebih merasa masuk jebakan malam itu.

Jadi, begini ceritanya… (sambil menopang dagu dan menatap langit-langit kamar). Nah seperti itulah ceritanya… sudah tahu ‘kan? Hahaha…

2012. Tahun kekosongan, sebut saja begitu. Aktivitas saya di kampus hanya keliaran setelah semua mata kuliah rampung (kecuali skripsi). Masa jabatan di lembaga kampus pun sudah berakhir, dan saya hanya menjadi tempat sharing para penerus di lembaga kampus jika ada kegiatan. Saya sering berpikir, apa seperti ini saja kemudian saya selesai kuliah? Tidak, saya rasa masih ada yang perlu saya cari.

Bermula dari teman-teman di Makassar yang ada di sebuah grup FB (tak satupun pernah bertemu di dunia nyata) yang ingin kopdar, saya pun ingin ikut. Karena di beberapa kesempatan sebelumnya saya tak pernah sempat ikut berhubung selalu bertepatan dengan kegiatan kampus. Akhirnya, kesempatan kali ini pun tak boleh lagi terlewatkan. Selain rasa ‘gak enak’ karena sering diajak sama kak Ammy tapi tak pernah sempat datang, saya juga penasaran dengan orang-orang yang saya kenal di dunia maya ini.

Finally, saya pun memantapkan hati (halaaah…) menuju kost-nya Fathe’ di PK 7, daerah yang masih asing bagi saya, apalagi malam hari. Sebut saja saya sempat nyasar karena tidak tahu dimana tempatnya. Meskipun dengan bimbingan lewat telepon sampai juga saya di kost-nya Fathe’.
  
Canggung? Tentu saja. Saya cerewet di facebook tapi ketika bertemu langsung di dunia nyata, saya adalah orang yang kalem (jangan protes).Singkat cerita, bertemulah saya dengan kak Ammy, Fathe’, dan Ratih malam itu. Sebagai satu-satunya laki-laki, tentu saja saya cukup merasa aneh berada di tengah-tengah mereka. Kalau tidak percaya, boleh tanya pada sekaleng minuman berkarbonasi di meja malam itu.

Sedianya malam itu kami membahas penyambutan seorang penulis buku di Makassar tapi berujung pada  ide untuk mengadakan sebuah Project Berbagi. Dipakailah nama Sahabat Indonesia Berbagi (SIGi) Makassar sebagai pelaksana project tersebut. Dengan ide sederhana untuk berbagi sepatu di sebuah panti asuhan.  

Malam itu saya yakin, Tuhan menjebak saya bertemu dengan orang-orang baik ini untuk melakukan hal-hal baik dengan niat yang baik pula.

Malam itu saya yakin, niat baik akan selalu berujung pada hal-hal baik pula.

Sampai hari ini, SIGi Makassar sudah akan melaksanakan Project Berbagi yang ke-12. Malam itu tak pernah terpikirkan oleh saya akan sampai sejauh ini. Bertemu dengan orang-orang baik, bertemu dengan orang-orang hebat yang bergerak dengan hatinya.

Tetaplah jadi orang hebat yang menjebak ketika terjebak. Tentunya dalam hal kebaikan.