Pesantren Kilat 100 Juta. GRATIS!
Popular Posts
-
Senin, 18 April 2016. Kelas perdana Gelas Kosong (GeKo) SIGi Makassar via WhatsApp. Nah, untuk edisi perdana ini, pemateri yang berhasil s...
-
Kanan atau Kiri? Berikut ini ada tes sederhana untuk menentukan apa kecenderungan otak kamu, apakah kanan atau kiri. Apapun kabar yang...
-
Awal gabung di SIGi Makassar… Sejujurnya saya bingung harus menceritakannya mulai dari mana, disebut founder saya malah lebih merasa m...
Blogroll
About
Blog Archive
Thursday 21 April 2016
Awal gabung di SIGi Makassar…
Sejujurnya saya bingung harus menceritakannya mulai dari
mana, disebut founder saya malah
lebih merasa masuk jebakan malam itu.
Jadi, begini ceritanya… (sambil
menopang dagu dan menatap langit-langit kamar). Nah seperti itulah
ceritanya… sudah tahu ‘kan? Hahaha…
2012. Tahun kekosongan, sebut saja begitu. Aktivitas saya di
kampus hanya keliaran setelah semua mata kuliah rampung (kecuali skripsi). Masa
jabatan di lembaga kampus pun sudah berakhir, dan saya hanya menjadi tempat sharing para penerus di lembaga kampus
jika ada kegiatan. Saya sering berpikir, apa seperti ini saja kemudian saya
selesai kuliah? Tidak, saya rasa masih ada yang perlu saya cari.
Bermula dari teman-teman di Makassar yang ada di sebuah grup
FB (tak satupun pernah bertemu di dunia
nyata) yang ingin kopdar, saya pun ingin ikut. Karena di beberapa
kesempatan sebelumnya saya tak pernah sempat ikut berhubung selalu bertepatan
dengan kegiatan kampus. Akhirnya, kesempatan kali ini pun tak boleh lagi
terlewatkan. Selain rasa ‘gak enak’
karena sering diajak sama kak Ammy tapi tak pernah sempat datang, saya juga
penasaran dengan orang-orang yang saya kenal di dunia maya ini.
Finally, saya pun
memantapkan hati (halaaah…) menuju kost-nya Fathe’ di PK 7, daerah yang
masih asing bagi saya, apalagi malam hari. Sebut saja saya sempat nyasar karena tidak tahu dimana
tempatnya. Meskipun dengan bimbingan lewat telepon sampai juga saya di kost-nya Fathe’.
Canggung? Tentu saja. Saya cerewet di facebook tapi ketika bertemu langsung di dunia nyata, saya adalah
orang yang kalem (jangan protes).Singkat
cerita, bertemulah saya dengan kak Ammy, Fathe’, dan Ratih malam itu. Sebagai
satu-satunya laki-laki, tentu saja saya cukup merasa aneh berada di
tengah-tengah mereka. Kalau tidak percaya, boleh tanya pada sekaleng minuman
berkarbonasi di meja malam itu.
Sedianya malam itu kami membahas penyambutan seorang penulis
buku di Makassar tapi berujung pada ide untuk
mengadakan sebuah Project Berbagi. Dipakailah
nama Sahabat Indonesia Berbagi (SIGi) Makassar sebagai pelaksana project tersebut. Dengan ide sederhana
untuk berbagi sepatu di sebuah panti asuhan.
Malam itu saya yakin, Tuhan menjebak saya bertemu dengan orang-orang
baik ini untuk melakukan hal-hal baik dengan niat yang baik pula.
Malam itu saya yakin, niat baik akan selalu berujung pada
hal-hal baik pula.
Sampai hari ini, SIGi Makassar sudah akan melaksanakan
Project Berbagi yang ke-12. Malam itu tak pernah terpikirkan oleh saya akan
sampai sejauh ini. Bertemu dengan orang-orang baik, bertemu dengan orang-orang
hebat yang bergerak dengan hatinya.
Tetaplah jadi orang hebat yang menjebak ketika
terjebak. Tentunya dalam hal kebaikan.
Labels:
Berbagi,
Kelas Menulis,
SIGiMks
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment